Kamis, 23 Agustus 2012

APA PENTINGNYA PERSATUAN

Badan Musyawara Stasi (BMS) st. Fransiskus asisi okilik bersama Badan Musyawara Kapela (BMK) st.Tritunggal Maha Kudus” Dan “Yesus Owatne Apik Pelebaga I dan I”. Mengadakan rapat umum anggota (RUA) pada tanggal 30 Yuli 2012 bertempat di SOSKA Gereja Katolik Stasi st. Fransiskus Asisi Okilik.
Rapat umum anggota (RUA) ini telah dilaksanakan dibawa pimpinan oleh Ketua Badan Musyawara Stasi (BMS) st. fransiskus asisi okilik Bpk Wenepalek Matuan dan Sekretaris Bpk Timotius Matuan S.pd. Didampingi oleh penasehat umum Bpk Akmaheak Matuan serta badan pengurus kedua kapela yakni kapela pelebaga I dan II Bpk Alfons Hilapok menjabat sebagai selaku (BMK) pelebaga I, dan Bpk Yermias Wuka menjabat sebagai (BMK) kapela pelebaga II. Dan segenap umat aktif ketiga gereja tersebut diatas serta beberapa ketua-ketua kring/ kompas dari ketiga gereja. Dengan demikian dalam kesempatan yang baik bukan hanya pengurus stasi atau kapelah dan ketua kering saja yang hadir, tetapi Ketua OMK OPEL sdr Dimus Kalolik bersama rekan-rekan lainnya juga turut partisipasi dalam pertemuan tersebut.
Ketua BMS Bpk Wenepalek Matuan mengemukakan bahwa, rapat kali ini bukan sekedar berkumpul untuk mengemukakan pendapat baik atau seperti hal sepeleh, tetapi benar-benar melakukan suatu komitmen atas semua problem yang terjadi di lingkungan budaya maupun gereja serta masyarakat di daerah kami. Jadi dengan melihat perkembangan umat akhir-akhir ini semakin kurang kepedulian terhadap gereja dan adat, maka dalam rapat kali ini menemukan satu opsi alternatif untuk bersatu kembali demi keimanan dan kepedulian uamat okilik pelebaga kedepan yang lebih aktif dari sekarang.
Dengan perkembangan umat seperti ini maka, dalam forum tersebut menyepakati untuk mengadakan perayaan rutin, dan kesepakatan ini diawali dari natal 2012 akan diselenggarakan di kapelah pelebaga I, kemudian paskah akan diselenggarakan di kapelah pelebaga II, setelah itu kembali ke stasi untuk mengevaluasikan perkembangan yang di lakukan ini apakah sudah nampak atau tidak.
Tetapi sayangnya yang akhir – akhir tahun 2010 hingga saat ini kapela pelebaga II kondisi umat sangat minim bahkan tenaga pewartapun kosong sama skali. Sehingga hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar bahkan membingungkan umat setempat. Karena misi gereja katolik serta aturan yang dikeluarkan dari paus tidak sesuai dengan kondisi umat maka hal ini menjadi fakto kefakuman di masing-masing masing gerej. Karena aturan poligame tidak pantas untuk mengambil bagian di dalam gereja, sedangkan pewarta aktif di suatu gereja adalah orang yang istri lebih dari satu. Dampaknya semakin lama semangat pelayanan di dalam gereja semakin bosan bahkan malas, peraturan ini diterapkan di papua pada umumnya dan lebih khusus di lembah baliem dekenat jayawijaya sangat tidak papntas, karena dekenat jayawijaya kekuatan budaya dan gereja tidak beda jauh tetapi saling berkaitan antara aturan gereja dan budaya.
Demikian kondisi umat di papua pada umumnya dan okilik pelebaga pada khususnya.
Terima kasih atas kunjungan di websait kami.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar